Skip to main content

Selembar Uang Keramat


Horeee... pagi ini istri tidak masak. Drama yang dulu terualan kembali. Drama yang dulu itu tuh! Masih ingat? Tak usah dipikir berat-berat, mari sarapan dulu.

Tapi pagi ini ibu penjual bubur tidak menggelar lapak di samping parkiran kantor.
Rencana A gagal, maka sudah disiapkan rencana C, yaitu nasi rames endog dadar. 🍳 Tapi selembar uang di kantong celana ini yang jadi masalah ketika membayar.

“Bawa aja dulu uangnya, mas” kata Ibu penjual, sambil meladeni pembeli lain yang memesan ramesan onyol onyol dan mie kuning.


6 Jam Kemudian =>


Selepas pulang jumatan tenggorokan terasa kering dan gatal, "ah minum es segar dingin sepertinya suwegeer." 🍺

Benar juga, segarnya mulai menjalar seketika bibir ketemu bibir cangkir. "Mak nyossss" berasa ada yang mengepul di bibir.

Tegukan pertama saya tahan di mulut dan lidah “mak sengkringgg”, kemudian saya alirkan ke kerongkongan dan terjun ke lambung.

Saya ulangi hingga tegukan ke-5 yang kini hanya menyisakan es batu. Segarnyaaaa.

Tanpa menanyakan harga segelas es segar dingin, saya langsung menyodorkan selembar uang dari kantong celana.

“Bawa aja dulu uangnya, mas. Bayar besok tidak apa-apa”. Kata Paimo, pemilik warung.

Sebenarnya ada apa dengan selembar uang warna merah ini, sebegitu kermatnya kah ketika tanggal tua begini? 💵


@slamsr
3NOV2017

Comments

  1. udah nggak ada kembalian mereka hmm coba bisa bayar pake emoney krn kan gaenak gakbayar meskipun mereka gamasalah
    kitanya beban krn kuatir lupa atau apa sampek utang gkbisa kebayar
    padahal jumlahnya gaseberapa
    ini blog baru?

    ReplyDelete
    Replies
    1. yang pagi itu baru buka, jadi belum ada kembalian. kalau siang itu mungkin karena beli es segar dingin seharga 2000 tapi bayarnya 100ribu.
      Kalau inget langsung dibayar hehe
      iya ini blog baru, minimal 100 kata biar rajin nulis.

      Delete

Post a Comment

Popular posts from this blog

Mau Masak Nasi Goreng atau Bakar Warung?

"Mas, ini mau masak nasi goreng atau mau bakar warung?” Batin saya ketika menyaksikan cara masak Mas Jhon sang pria gempal berjenggot tajam. Kayanya masnya bekas pesulap atau pemain debus, itu cipratan api hampir menjilat mbun mbunan kepalanya. Salah satu warung nasi goreng di Alun Alun Bung Karno ini masaknya lebay, kebanyakan gaya, tapi cukup menghibur. Api meluber dari wajan sampai menyembur seperti fire gun tentara Nazi. Katanya ini bukanlah sulap, melainkan efek dari kuah kaldu dan minyak yang bersentuhan dengan api. Jadi teringat dengan adegan cafe bar bar dari Purowodadi yang lempar panci, wajan, lempar kompor, lempar solet. LHOSSSS! Lalu bagaimana rasanya setelah dibumbui efek jurus ninja semburan api ini? Ada yang spesial? Egak tahu, saya cuma lewat nyari ketela goreng. Yang dimasak juga bukan nasi goreng, tetapi bakmi godog.

Kesurupan Hantu Wanita dan Cara Mengobatinya

"HIHIHI..." Wanita yang tadinya tidur diam persis orang mati tiba-tiba ketawa mirip kuntilanak. "KMPRT BJRUT!!!" Sontak saya kaget! mencolot satu langkah ke belakang sambil megang isi dada yang hendak njepat . Saya yang tadinya penasaran memilih mundur cari aman. Begini ceritanya: Hari jumat kemarin kantor mendadak heboh karena ada kesurupan masal. Ada 3 orang yang terindikasi dirasuki setan karyawan wanita yang dulu meninggal karena kecelakaan. Korban terakhir terpaksa didorong ke klinik dengan troli karena begitu beratnya, saya perkirakan  beratnya lebih dari 80kilo (semoga tidak dianggap bodyshaming). Jika dibopong atau digendong bisa bikin tulang punggung retak walaupun diangkat rombongan. Saya yakin 4 orang yang tadi mbopong, urat dan ototnya sudah ngilu. Suasana klinik medadak jadi singup, horor dan kelam. Ada 3 wanita yang sedang berontak kerasukan dan mencoba ditenangkan oleh teman dan karyawan lain dengan cara dipegangi kakinya, badan dan kepala

Arti Sebuah Foto Lawas dan Berjamur

Bapak dan Ibu nampak tersenyum bahagia duduk berdua di kursi. "Bapak, Ibu, ngapurane rumahnya belum rapi" Saya usap kaca yang berdebu tipis dengan telapak tangan sambil membayangkan suasana foto tersebut diambil, di Hari Idul Fitri. "Nanti kalau temboknya sudah selesai dicat, foto njenengan saya pasang lagi nggih?"  Foto dan pigura saya kembalikan lagi ke rak almari Tidak sengaja Saya melihat foto kenangan yang lain di rak, foto ketika masih SD. "Bentukku pas cilikan kok elek men ya?" dengan posisi kaki ngeweh ,  memakai peci putih dan setelan baju koko warna krem dan sandal lili warna coklat yang sering bikin kepleset kalau basah. Waktu itu Kakak perempuanku sedang acara wisuda di TPQ, ada Bapak dan Ibu yang ikut serta dalam foto itu. Terus kapan Saya wisuda? hihihi hanya impian saja, Saya malah sering bolos ngaji, main ke rumah teman dan nonton film kartun transformers. Kalau Sandi baca ini, pasti ngekek. Saya jadi kangen masa-masa duduk berdu